Vaisya Varna
Pengertian Vaisya Varna
Waisya merupakan varna yang ketiga dalam susunan catur Varna. Kata waisya atau vaisya berasal dari bahasa sansekerta dari urat kata “vie” artinya bermukim di atas tanah tertentu. Kemudian berkembang menjadi kata waisya yang artinya golongan pekerja atau seorang yang mengusahakan pertanian.
Waisya merupakan varna yang ketiga dalam susunan catur Varna. Kata waisya atau vaisya berasal dari bahasa sansekerta dari urat kata “vie” artinya bermukim di atas tanah tertentu. Kemudian berkembang menjadi kata waisya yang artinya golongan pekerja atau seorang yang mengusahakan pertanian.
v Vaisya Dalam
Sastra
Slokantara. 37
Vaicyah krsivalah karyo gopah, sasya bhrtwratah wartayuko, grhopatah ksetrapalo ‘tha Vaisyajah.
kalingannya, karyaning sang Waisya, masawahsawah rumaksa ring lembu, dhumaranang pari, maka sahaya wuluku, kahanannya umunggah ringgarha kathanyan. Ksetrapala ngaranya rumaksa sawah. Yeka waisya sasana, ling Hyang Aji.
Artinya :
Orang waisya harus bekerja sebagai petani, pengembala, pengumpul hasil tanah bekerja dalam lapangan perdagangan dan mempunyai hotel-hotel dan rumah penginapan. Orang yang lahir di keluarga Waisya itu lahir sebagai pelindung lading . pekerjaan seorang Waisya ialah peladang, memelihara ternak, mengumpulkan padi dan membajak. Tempat dalam bertugas ialah pondok. Ksetrapala artinya pelindung lading. Demikianlah kewajiban seorang Waisya menurut kitab suci
Bhagavadgita XVIII. 44
Ksri-go-raksya-vanijyam vaisya-karma svabhava-jam, paricaryatmakam karma sudrasyapi svabhavam-jam, krsi-go-raksya-vanijyam, vaisya-karma svabhava-jam.
Artinya :
Bercocok tanam, berternak sapi Dan berdagang adalah karma (kewajiban) waisya menurut bakatnya
Manawa Dharmasastra
Pasunam raksanam danam Ijya dhyanam eva ca,
Vanikpatham kusidam ca Vaisyasya krsin eva ca
Artinya :
Para vesya ditugaskan untuk memelihara ternak, memberfikan hadiah, melakukab upacara korban, mempelajari veda, berdagang, meminjamkan uang dan bertani
Ayat atau sloka ini merupakan ikamusan hukum untuk menentukan apakah seseirang tergolong waisya atai bukan. Berdasarkan ayat ini criteria sorang waisya secara fungsional yaitu berternak berdana, beryajna berguru, berdagang, membungakan uang, bertani dan lain sebagainya yang kesemuannya berkisar di bidang perekonomian. Perlu digaris bawahi bahwa Waisya itu dibolehkan membungakan uang. Namun terbatas untuk kepentingan yang produktif dan bukan untuk kepentingan konsumtif. Tidak pula dibenarkan meminjamkan uang dengan motif pemerasan atau yang dikenal dengan istilah riba
Sarasamuccaya. 59
Waisyo’ ‘dhitya brahmanat ksatriyadwa dhanaih kale sambiwhajyasritamsca tretapurwan dhumamaghraya punyam pretya swarge dewasukha bhinukte.
Nihan ulaha sang waisya mangajya sira ri sang brahmana ri sang ksatriya kuneng mwang maweha dana ri tekaning danakala, ring subhadiwasa, dumdumana nura ta sakwehning mamarasraya ri sira mangelema amuja ring sang hyang tryagni ngaranira sang hyang apuy tiga, pratyekenira, ahawaniya, garhaspatya, citagni. Ahawanidha ngaranira apuy ning asuruhan, rumateng pinangan, Garhaspatya ngaranira apuy ri winarang, apan agni saksika kramaning-winarang I kalaning wiwaha, citagni ngaranira apuy ning manunu cawa, nahan ta sanghyang tryagni ngaranira sir ate puja de sang waicya, ulah nira ika mangkana, ya tumakaken sira ring swarga dlaha.
Terjemahan :
Yang patut dilakukan oleh sang wisya ialah ia harus belajar pada sang brahmana maupun kepada sang ksatriya, dan hendaknya ia memberikan sedekah pada saatnya/waktu persedekahan tiba, pada hari yang baik hendaklah ia membagi-bagikan sedekah kepada semua orang yang meminta bantuan kepadanya dan taat mengadakan pemujaan terhadap tiga api suci yang disebut Tri Agni. Yaitu tiga api suci yang perinciannya adalah : ahawania, grespaytya dan citagni. Ahawania artinya tukang masak untuk memasak makanan, Grehaspatya artinya api untuk upacara perkawinan, inilah api yang dipakai pada waktu perkawinan sebagai api yang bergungsi sebagai saksi dalam perkawinan, Citagnu artinya api untuk membakar mayat itulah api yang disebut Tri Agni, ketiga api inilah yang harus dihormati dan di puja oleh sang Waisya, perbuatannya itu akan mengantarkan ia kelak ke sorga
Slokantara. 37
Vaicyah krsivalah karyo gopah, sasya bhrtwratah wartayuko, grhopatah ksetrapalo ‘tha Vaisyajah.
kalingannya, karyaning sang Waisya, masawahsawah rumaksa ring lembu, dhumaranang pari, maka sahaya wuluku, kahanannya umunggah ringgarha kathanyan. Ksetrapala ngaranya rumaksa sawah. Yeka waisya sasana, ling Hyang Aji.
Artinya :
Orang waisya harus bekerja sebagai petani, pengembala, pengumpul hasil tanah bekerja dalam lapangan perdagangan dan mempunyai hotel-hotel dan rumah penginapan. Orang yang lahir di keluarga Waisya itu lahir sebagai pelindung lading . pekerjaan seorang Waisya ialah peladang, memelihara ternak, mengumpulkan padi dan membajak. Tempat dalam bertugas ialah pondok. Ksetrapala artinya pelindung lading. Demikianlah kewajiban seorang Waisya menurut kitab suci
Bhagavadgita XVIII. 44
Ksri-go-raksya-vanijyam vaisya-karma svabhava-jam, paricaryatmakam karma sudrasyapi svabhavam-jam, krsi-go-raksya-vanijyam, vaisya-karma svabhava-jam.
Artinya :
Bercocok tanam, berternak sapi Dan berdagang adalah karma (kewajiban) waisya menurut bakatnya
Manawa Dharmasastra
Pasunam raksanam danam Ijya dhyanam eva ca,
Vanikpatham kusidam ca Vaisyasya krsin eva ca
Artinya :
Para vesya ditugaskan untuk memelihara ternak, memberfikan hadiah, melakukab upacara korban, mempelajari veda, berdagang, meminjamkan uang dan bertani
Ayat atau sloka ini merupakan ikamusan hukum untuk menentukan apakah seseirang tergolong waisya atai bukan. Berdasarkan ayat ini criteria sorang waisya secara fungsional yaitu berternak berdana, beryajna berguru, berdagang, membungakan uang, bertani dan lain sebagainya yang kesemuannya berkisar di bidang perekonomian. Perlu digaris bawahi bahwa Waisya itu dibolehkan membungakan uang. Namun terbatas untuk kepentingan yang produktif dan bukan untuk kepentingan konsumtif. Tidak pula dibenarkan meminjamkan uang dengan motif pemerasan atau yang dikenal dengan istilah riba
Sarasamuccaya. 59
Waisyo’ ‘dhitya brahmanat ksatriyadwa dhanaih kale sambiwhajyasritamsca tretapurwan dhumamaghraya punyam pretya swarge dewasukha bhinukte.
Nihan ulaha sang waisya mangajya sira ri sang brahmana ri sang ksatriya kuneng mwang maweha dana ri tekaning danakala, ring subhadiwasa, dumdumana nura ta sakwehning mamarasraya ri sira mangelema amuja ring sang hyang tryagni ngaranira sang hyang apuy tiga, pratyekenira, ahawaniya, garhaspatya, citagni. Ahawanidha ngaranira apuy ning asuruhan, rumateng pinangan, Garhaspatya ngaranira apuy ri winarang, apan agni saksika kramaning-winarang I kalaning wiwaha, citagni ngaranira apuy ning manunu cawa, nahan ta sanghyang tryagni ngaranira sir ate puja de sang waicya, ulah nira ika mangkana, ya tumakaken sira ring swarga dlaha.
Terjemahan :
Yang patut dilakukan oleh sang wisya ialah ia harus belajar pada sang brahmana maupun kepada sang ksatriya, dan hendaknya ia memberikan sedekah pada saatnya/waktu persedekahan tiba, pada hari yang baik hendaklah ia membagi-bagikan sedekah kepada semua orang yang meminta bantuan kepadanya dan taat mengadakan pemujaan terhadap tiga api suci yang disebut Tri Agni. Yaitu tiga api suci yang perinciannya adalah : ahawania, grespaytya dan citagni. Ahawania artinya tukang masak untuk memasak makanan, Grehaspatya artinya api untuk upacara perkawinan, inilah api yang dipakai pada waktu perkawinan sebagai api yang bergungsi sebagai saksi dalam perkawinan, Citagnu artinya api untuk membakar mayat itulah api yang disebut Tri Agni, ketiga api inilah yang harus dihormati dan di puja oleh sang Waisya, perbuatannya itu akan mengantarkan ia kelak ke sorga
v Fungsi dan
Kewajiban Seorang Vaisya
Dijelaskan bahwa ; seorang waisya daam fungsinya sebagai pengatur ekonomi tidak boleh lepas dengan prinsip agama dan prinsip spiritual. Dengan demikian dapar digambarkan bahwa sistem ekonomi Hindu, adalah ekonomi yang mensejajarkan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Kewajiban Varna Waisya adalah berperan dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi. Chandra prakash bhambhri menyebut dangen istilah vartta. Vartta ini meliputi tiga unsure pokok yaitu : pertanian, peternakan dan perdaganganga. Sedangkan Rsi Kautilya menyebutkan istilah krsi, Raksya dan Wanijyam
Kewajiban vesya yang utama adalah mengusahakan pertanian, peternakan dan perdagangan. Waisya harus mengetahui dan mengatur harga barang-barang terutama barang-barang yang merupakan kebutuhan pokok. Mereka harus mahir bercocok tanam. Sebagai vesya harus tau soal keadaan tanah yang subur atau tidak, tanaman yang cocok untuk ditanam di masing-masing daerah. Waisya harus mahir dalam seluk beluk timbangan dan barang-barang yang paling banyak mendatangkan keuntungan. Waisya harus mahir dalam bidang peternakan. Waisya harus selalu berdana punia pada golonga Brahmana dan membiayai pendirian tempat-tempat ibadah. Golongan fungsional yang setiap orang memiliki watak tekun, terampil, hemat, cermat dan keahlian serta bakat kelahirannya untuk menyelenggarakan kemakmuran masyarakat Negara dan kemanusiaan adalah Varna Wisya.
Dijelaskan bahwa ; seorang waisya daam fungsinya sebagai pengatur ekonomi tidak boleh lepas dengan prinsip agama dan prinsip spiritual. Dengan demikian dapar digambarkan bahwa sistem ekonomi Hindu, adalah ekonomi yang mensejajarkan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Kewajiban Varna Waisya adalah berperan dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi. Chandra prakash bhambhri menyebut dangen istilah vartta. Vartta ini meliputi tiga unsure pokok yaitu : pertanian, peternakan dan perdaganganga. Sedangkan Rsi Kautilya menyebutkan istilah krsi, Raksya dan Wanijyam
Kewajiban vesya yang utama adalah mengusahakan pertanian, peternakan dan perdagangan. Waisya harus mengetahui dan mengatur harga barang-barang terutama barang-barang yang merupakan kebutuhan pokok. Mereka harus mahir bercocok tanam. Sebagai vesya harus tau soal keadaan tanah yang subur atau tidak, tanaman yang cocok untuk ditanam di masing-masing daerah. Waisya harus mahir dalam seluk beluk timbangan dan barang-barang yang paling banyak mendatangkan keuntungan. Waisya harus mahir dalam bidang peternakan. Waisya harus selalu berdana punia pada golonga Brahmana dan membiayai pendirian tempat-tempat ibadah. Golongan fungsional yang setiap orang memiliki watak tekun, terampil, hemat, cermat dan keahlian serta bakat kelahirannya untuk menyelenggarakan kemakmuran masyarakat Negara dan kemanusiaan adalah Varna Wisya.